KISAH SEDI DI HARI MINGGU
Judul diatas adalah judul lagu yang di populerkan oleh Koes Plus. Entahkah lagu itu terinspirasi dari kisah perjalanan hidup para group musik bersaudara itu atau tidak. Yang mau kami ungkapkan disini adalah peristiwa naas yang terjadi pada hari Minggu dini hari pada 11 Januari 2008 lalu, yaitu tenggelamnya KM Teratai Prima di perairan sekitar Majene Sulawesi Barat. Kejadian itu sangat memiluhkan karena terjadi pada dini hari, sekitar pukul 02.00 - 04.00 WITA. Ratusan jiwa melayang sia-sia dalam peristiwa naas tersebut, termasuk saudara-saudara seasal kita dari Tana Toraja, Pinrang, Luwu dan dari daerah lain di Sulawesi Selatan.
Diperkirakan, kapal naas tersebut memuat lebih dari empat ratusan orang termasuk lebih 10 orang ABK dan ratusan ton barang, tidak termasuk barang bawaan penumpang. Kerugian dan korban jiwa membuat raungan dan isak tangis terdengar dari ratusan kerabat, sahabat, kenalan dan keluarga terdekat para korban.
Lebih naas lagi, puluhan bahkan diperkirakan sampai seratusan orang diantara para korban adalah anak-anak dan bayi. Mereka umumnya diperkirakan dalam keadaan terlelap dengan para orang tua mereka pada saat kejadian.
Kontan saja, ketika media massa elektronik nasional dan daerah memberitakan kejadiaan naas itu, Majene dan Kota Parepare sebagai tempat pemberangkatan kapal naas tersebut kedatangan ratusan orang dari berbagai penjuru di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Mereka adalah para kerabat korban yang ingin mengetahui pasti apakah anggota keluarga atau orang-orang tercinta mereka selamat atau tidak.
Pelabuhan Cappa Ujung Parepare dan pelabuhan di Majene dijejali ratusan manusia dengan wajah cemas dan linangan air mata duka. Tangis dan air mata tidak saja dari para kaum hawa, tetapi juga dari para kaum adam. Tua muda, laki perempuan saling hilir mudik dalam tatapan mata berlinag air mata duka dan wajah cemas. Benar-benar suatu pemandangan yang sangat mencekam, terlebih ketika mulai ditemukannya para korban selamat yang menceritakan bagaimana awal kejadian di tengah selat Makassar pada Minggu dini hari itu.
Bantuan yang dilakukan oleh BASARNAS dan para sukarelawan dari kelompk-kelompok nelayan, tidak membuahkan hasil yang maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar