Senin, 08 Desember 2008

Pemuda Gereja dan Tanggungjawabnya

PEMUDA GEREJA & TANGGUNGJAWAB IMANNYA
Perikop : EFESUS 6 : 1 - 3
Pembimbing
Seringkali kita mendengar ungkapan yang bermaksud untuk memberi sanjungan kepada orang-orang muda; ungkapan-ungkapan itu kurang lebih berbunyinya; pemuda adalah pemegang tongkat estapet di masa depan, pemuda adalah harapan orang tua.
Apakah kita sependapat atau tidak dengan ungkapan tersebut ? Soal sepakat atau tidak, bukan persoalan, tetapi yang menjadi soal sekarang ialah fakta telah membuktikan bahwa banyak sesama kita para pemuda yang telah salah melakoni (memaknai) hidup masa mudanya.
Kita tidak dapat membantah bahwa banyak pemuda yang hidup hanya menghabiskan waktu mereka berhura-hura. Masa depan mereka yang seharusnya selalu ceria telah berubah menjadi suram karena putus sekolah, seks bebas, miras, narkoba, tawuran dan berbagai tindakan kekerasan lainnya.
Dari kenyataan seperti itu, maka ungkapan bahwa pemuda adalah pemegang tongkat estapet, harapan orang tua, gereja dan bangsa menjadi ungkapan kosong yang sulit untuk dicapai, kecuali kalau ada pertobatan dan perubahan sikap atau pola dari para pemuda, yaitu merubah hidup melalui pembaruan budi dan sikap hidup yang saleh lalu menjadikan hidupnya baru (Roma 12 : 2).
Hidup masa muda yang kita jalani adalah masa yang sangat indah. Masa muda atau hidup sebagai orang muda hanya terjadi sekali sepanjang kita hidup. Hidup masa muda atau kehidupan sekarang ini haruslah dinikmati dan jalani dengan penuh kesenangan. Di waktu muda kita harus bersukarya, mengikuti keinginan hati dan pandangan mata, tetapi ingat bahwa kesenangan di waktu muda bisa berbahaya bagi hidup masa tua kelak. (Pengkhotbah 11 : 9).
Bagian firman Tuhan yang kita baca bersama dalam ibadah kita saat ini adalah nasehat, perintah, peringatan dan janji bagi kita semua sebagai orang-orang muda harapan orang tua, harapan gereja, harapan masyarakat, bangsa dan negara.
Perikop bacaan kita mau menjelaskan dan menasehatkan bahwa kita orang-orang muda tidak bisa melepaskan keberadaan hidup kita dari orang tua, bahwa kita adalah bahagian penting dari sebuah keluarga. Kita diperintahkan bahwa kita harus taat, hormat dan mengasihi dan menghormati orang tua kita. Kalau kita sungguh-sungguh hidup menjalani masa muda kita dan menaknainya dengan kasih, hormat, cinta dan kesetiaan kepada orang tua kita, maka kita akan berbahagia dan umur panjang akan dikaruniakan Tuhan bagi kita.
Berbuat kebaikan dimasa muda adalah bekal kenangan di masa tua. Gambaran berikut kiranya dapat menjadi masukan pembanding bagi kita untuk merenungkan ungkapan tersebut; ada seseorang yang di waktu mudanya setia melakukan perbuatan-perbuatan baik seperti, membantu sesamanya, menolong orang lain yang berkekurangan, mematuhi aturan dan melaksanakan apa yang patut ia lakukan, singkatnya; ia hidup saleh. Ketika ia sudah tua banyak bercerita kepada anak cucunya bahwa di waktu mudanya ia hidup penuh cinta kasih. Para kaum kerabat dan para sahabat seangkatannya adalah orang-orang yang sukses dan berbahagia. Anak cucu, kerabat, sahabat dan masyarakatnya juga selalu mengenang semua yang telah ia lakukan dan banyak dari mereka yang mencontoh semua perbuatan baiknya. Dan ketika ia mati, halaman rumahnya dipenuhi para sahabat dan kerabat yang melayatnya, pusaranya dipenuhi karangan bunga-bunga indah sebagai tanda ucapan selamat jalan dan terima kasih atas kenangan hidup yang begitu indah yang telah ia torehkan untuk selalu dikenang. Jadi tidak salah ungkapan; gajah mati meninggalkan gading, seseorang mati meninggalkan nama; baik atau buruk.

Diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Sependapatkah saudara dengan ungkapan bahwa; pemuda adalah orang yang masih hijau (belum berpegalaman, belum bisa diandalkan, masih tergantung pada orang tua, hanya senang hura-hura dan lain sebagainya).

2. Sependapatkan saudara dengan ungkapan bahwa; pemuda adalah harapan, tulang punggung dan pemegang tongkat estapet kepemimpinan keluarga, gereja, masyarakat, bangsa dan negara ?
Kalau sependapat, kemukakan dan jelaskan alasannya.

3. Apakah selama ini cara hidup (sikap hidup) melalui berbagai kegiatan kita (baik selaku pribadi dalam keluarga maupun sebagai PPGT jemaat dalam) selama ini telah memperlihatkan sesuatu yang menggembirakan bagi orang tua dan sudah bisa dijadikan ukuran bahwa kita sudah bisa menjadi harapan, tulang punggung dan pemegang tongkat estapet keluarga, gereja, masyakat, bangsa dan negara kita untuk masa depan ?

selamat berdiskusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar